Kupas tuntas masalah marketing bisnis Anda dengan booking Konsultasi GRATIS

Bagaimana Proses Desain UX Sebaiknya Berjalan?

Proses Desain UX

Pada era inovasi dan kompleksitas yang semakin meningkat, penting untuk mengadopsi pendekatan yang terstruktur untuk memastikan produk atau layanan yang dihasilkan tidak hanya memenuhi kebutuhan teknis, tetapi juga memberikan pengalaman yang memuaskan bagi pengguna.

Salah satu pendekatan yang populer dalam mencapai hal ini adalah melalui User Experience (UX) design process, yang bertujuan untuk merancang produk atau layanan dengan fokus pada kebutuhan dan preferensi pengguna. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi bagaimana proses desain UX sebaiknya berjalan, dari pemahaman awal tentang design thinking hingga implementasi dalam tim Scrum yang menggunakan metodologi Agile.

Design Thinking

Gambar: Proses Design Thinking 

Sebelum membahas UX design process, penting untuk memahami dasar-dasar design thinking. Design thinking adalah pendekatan berorientasi solusi yang menyelesaikan beragam masalah dengan solusi inovatif dan kreatif. Pemikiran ini melibatkan empati terhadap pengguna, definisi masalah secara jelas, ideasi kreatif, pembuatan prototipe, dan pengujian iteratif. Pemahaman yang mendalam tentang design thinking membentuk dasar untuk menerapkan UX process dengan efektif.

Apa Itu UX Design Process?

UX Design Proses

Gambar: UX Design Process oleh Francois Bouniq-Mercier

UX design process merujuk pada serangkaian langkah dan kegiatan yang dijalankan untuk merancang produk atau layanan dengan fokus pada pengalaman pengguna. Setiap langkah dalam UX design process memiliki tujuan spesifik untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan tidak hanya fungsional tetapi juga memuaskan dan mudah digunakan oleh pengguna.

Tahap dalam UX Design Process

Proses Desain UX meliputi:

Discover

Tahap ini merupakan langkah awal yang penting untuk memahami konteks, kebutuhan, dan preferensi pengguna, yang melibatkan: 

  1. Stakeholder: Identifikasi pihak-pihak yang terlibat atau terpengaruh oleh produk atau layanan. Ini bisa termasuk pemilik bisnis, pengembang, pemasar, dan tentu saja, pengguna akhir.
  2. Data: Kumpulkan dan analisis data yang relevan terkait dengan produk atau layanan yang akan dirancang. Data ini dapat mencakup tren industri, statistik pengguna, dan hasil penelitian sebelumnya.
  3. User Research: Lakukan penelitian pengguna untuk memahami kebutuhan, tujuan, dan masalah pengguna. Wawasan ini dapat diperoleh melalui wawancara, observasi, atau analisis data pengguna yang telah ada.

Define

Tahapan ini bertujuan untuk merumuskan masalah yang akan diselesaikan oleh desain, yang melibatkan: 

  1. Understanding: Sintesis dari hasil riset pengguna dan data untuk memahami secara mendalam kebutuhan dan preferensi pengguna. Tujuan utamanya adalah membentuk pemahaman bersama dalam tim desain.
  2. Redefine the Problem: Bila perlu, tinjau dan redefinisikan masalah berdasarkan pemahaman yang lebih mendalam. Hal ini memastikan bahwa tim memiliki fokus yang jelas dan terarah dalam proses desain.

Ideate

Tahapan ini mendorong kreativitas dan pengembangan solusi potensial. Komponen-komponen utama termasuk:

  1. Workshop: Berkolaborasi dengan anggota tim dan pemangku kepentingan untuk menghasilkan ide dan konsep baru. Workshop dapat mencakup metode seperti brainstorming dan mind mapping.
  2. Creation: Membuat berbagai ide dan konsep desain. Ini dapat dilakukan melalui sketsa tangan, catatan, atau metode kreatif lainnya untuk mengartikulasikan solusi yang mungkin.

Prototype

Sebuah tahapan di mana solusi ide yang dipilih dikembangkan menjadi representasi visual yang dapat diuji. Beberapa elemen dalam tahap ini termasuk:

  1. Paper Prototype: Representasi visual sederhana dari desain menggunakan kertas dan pena. Ini memungkinkan desainer untuk menguji alur pengguna secara cepat dan murah.
  2. Wireframe: Rancangan grafis yang lebih terstruktur dan berbasis komputer yang menunjukkan tata letak dan struktur elemen pada antarmuka pengguna.
  3. Hi-fi Prototype: Prototipe yang lebih lengkap dan seringkali interaktif, mencakup elemen desain seperti warna, gambar, dan fungsi interaktif. Ini memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang pengalaman pengguna.

Evaluate

Tahapan ini berfokus pada pengujian dan penilaian solusi yang telah dibuat. Komponen-komponen utama mencakup:

  1. Usability Test: Menguji prototipe dengan pengguna sebenarnya untuk mendapatkan umpan balik langsung tentang pengalaman mereka. Ini dapat melibatkan tugas tertentu atau pengujian pengguna bebas.
  2. Synthesis: MensintesisMenyintesis hasil pengujian dan umpan balik untuk mengidentifikasi keberhasilan dan potensi perbaikan. Tim dapat merinci temuan dan merencanakan langkah selanjutnya dalam proses desain.

Siapa yang Menjalankan UX Process?

Proses UX biasanya dijalankan oleh tim lintas-fungsional yang terdiri dari desainer pengalaman pengguna (UX designers), peneliti pengguna (user researchers), analis bisnis, pengembang (developer), dan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya. Kolaborasi tim yang kuat adalah kunci keberhasilan dalam menerapkan UX process, karena berbagai perspektif memastikan solusi yang holistik dan relevan dengan kebutuhan pengguna.

Bagaimana Menerapkannya dalam Tim Scrum yang Agile di Setiap Sprint-nya

Dalam metodologi Agile, seperti Scrum, pengembangan produk dilakukan dalam iterasi singkat yang disebut Sprint. Untuk menerapkan UX process dalam tim Scrum, langkah-langkah berikut dapat diikuti:

  1. Penetapan Tujuan (Goal Setting): Setiap Sprint harus memiliki tujuan UX yang jelas terkait dengan perbaikan atau pengembangan pengalaman pengguna.
  2. Penelitian (Research): Selesaikan penelitian pengguna yang relevan pada awal Sprint untuk mendapatkan wawasan yang dapat membimbing pengembangan produk.
  3. Perancangan (Design): Buat wireframes atau prototipe ringan untuk menggambarkan perubahan atau tambahan pada antarmuka pengguna.
  4. Pengembangan (Development): Kolaborasi antara pengembang dan desainer untuk mengimplementasikan perubahan yang dirancang.
  5. Pengujian Pengguna (User Testing): Lakukan pengujian pengguna pada akhir Sprint untuk mendapatkan umpan balik langsung terhadap perubahan yang diimplementasikan.

Manfaat Memahami UX Design Process

Memahami dan menerapkan UX process membawa sejumlah manfaat, termasuk:

  • Peningkatan Kepuasan Pengguna: Menghasilkan produk atau layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pengguna.
  • Inovasi yang Berkelanjutan: Mendorong inovasi melalui pemahaman mendalam tentang masalah pengguna dan solusi yang kreatif.
  • Penghematan Waktu dan Biaya: Mengidentifikasi masalah atau kebutuhan pengguna secara dini dapat mengurangi revisi dan perubahan yang diperlukan setelah produk diluncurkan.

Framework yang Berkaitan dengan UX Process

Beberapa framework yang berkaitan dengan UX process meliputi:

  • Double Diamond: Framework yang menggambarkan empat tahapan desain: Discover, Define, Develop, dan Deliver.
  • Lean UX: Pendekatan yang menekankan kolaborasi tim, pengujian cepat, dan iterasi berkelanjutan.

Kesimpulan

Pemahaman yang kuat tentang design thinking membentuk dasar yang solid untuk penerapan UX process yang efektif. Melibatkan tim lintas-fungsional, menerapkan langkah-langkah UX process dalam tim Scrum yang Agile, dan memanfaatkan framework terkait dapat membantu menciptakan produk atau layanan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan teknis tetapi juga memberikan pengalaman pengguna yang memuaskan.

Dengan mengikuti proses ini, tim dapat memastikan bahwa inovasi didorong oleh pemahaman mendalam tentang pengguna, mengarah pada produk yang sukses dan memberikan nilai tambah bagi pengguna akhir.

Ikuti terus konten artikel KreasiAds terkait UI/UX, dan pahami lebih dalam untuk keberhasilan website bisnis Anda!

Baca Juga: Peran UI/UX Design dalam Kesuksesan Produk pada Bisnis 

Share the Post:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Related Posts