Suka merasa spesial untuk seseorang tapi nyatanya bukan karena sikap friendlynya? Tenang bestie, jangan galau! Kami memiliki materi pembahasan yang friendly, tetapi bukan bikin Anda baper, malah sebaliknya buat Anda naik moodnya.
Ini dia Native Advertising yang user friendly untuk anda. Kami akan membahas secara detail dalam artikel ini. Yuk simak artikel berikut!
Apa yang dimaksud dengan native advertising?
Native advertising merujuk pada bentuk iklan yang diintegrasikan secara alami dengan konten editorial atau lingkungan di mana mereka muncul. Tujuan utama dari native advertising adalah untuk menyatu dengan pengalaman pengguna sehingga iklan tidak terlihat seperti iklan konvensional.
Sebaliknya, mereka tampak seperti bagian alami dari platform atau situs web di mana mereka ditampilkan. Pentingnya native advertising terletak pada kemampuannya untuk menyediakan promosi yang lebih halus dan kurang mengganggu bagi pengguna. Ini dapat muncul dalam berbagai format, termasuk artikel sponsor, video, atau iklan di media sosial yang dirancang sedemikian rupa sehingga cocok dengan konten organik di sekitarnya.
Setelah membahas pemahaman umum tentang Native advertising. Native advertising seperti halnya strategi pemasaran lainnya, memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan. Berikut ini kami akan membagikan kelebihan dan kekurangannya sehingga anda lebih memahami tentang Native advertising. Berikut adalah gambaran singkat mengenai keduanya:
Kelebihan dan Kekurangan Native Advertising
Kelebihan Native Advertising
1. Integrasi yang Alami
Iklan ini terlihat alami dan sesuai dengan konten di sekitarnya, mengurangi perasaan pengguna bahwa mereka sedang melihat iklan.
2. Meningkatkan Keterlibatan Pengguna
Karena menyatu dengan konten organik, native advertising cenderung lebih menarik perhatian pengguna, meningkatkan keterlibatan dan retensi.
3. Mengurangi ‘Banner Blindness’
Dibandingkan dengan banner iklan tradisional, native advertising lebih sedikit terkena fenomena “banner blindness,” di mana pengguna mengabaikan iklan karena terlalu mencolok.
4. Peningkatan Kepercayaan
Keterpaduan dengan konten editorial meningkatkan tingkat kepercayaan, karena pengguna cenderung menganggap iklan ini sebagai rekomendasi atau bagian alami dari platform.
5. Penargetan yang Lebih Tepat
Native advertising memungkinkan penargetan yang lebih tepat terhadap demografi dan minat audiens, meningkatkan efektivitas kampanye.
Kekurangan Native Advertising
1. Potensi Tidak Jujur
Ada potensi untuk pengguna yang merasa tertipu jika iklan tidak diidentifikasi dengan jelas sebagai iklan. Ini dapat mengakibatkan kehilangan kepercayaan.
2. Biaya yang Lebih Tinggi
Beberapa platform native advertising, seperti iklan di media sosial atau situs web besar, bisa menjadi lebih mahal dibandingkan dengan opsi iklan lainnya.
3. Kontroversi Etika
Beberapa orang berpendapat bahwa native advertising bisa menjadi kontroversial dari segi etika, karena mengaburkan garis antara konten editorial dan iklan.
4. Tantangan dalam Pengukuran
Mengukur keberhasilan kampanye native advertising bisa lebih sulit karena metrik yang digunakan mungkin berbeda dengan iklan tradisional.
5. Ketergantungan pada Konten Berkualitas Tinggi
Keberhasilan native advertising sangat bergantung pada kualitas konten. Jika kontennya kurang menarik atau tidak relevan, iklan tersebut mungkin tidak efektif.
Saat mempertimbangkan native advertising, penting untuk memahami kelebihan dan kekurangan ini, serta merancang strategi yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik audiens target Anda.
Contoh Native Advertising
Untuk membantu anda dalam memahami bagaimana Native advertising kami akan memberikan beberapa contoh penggunaan native advertising, sebagai berikut :
1. In-Feed units
In-Feed units mengacu pada unit iklan yang muncul di dalam aliran konten pada suatu platform, terintegrasi secara organik dengan konten yang sedang dilihat oleh pengguna. Ini adalah salah satu bentuk native advertising yang memungkinkan iklan untuk menyatu dengan aliran atau feed konten tanpa terlihat terlalu mencolok.
Mereka dirancang untuk mencocokkan gaya dan format konten sekitarnya, menciptakan pengalaman yang lebih alami bagi pengguna. Konten yang digunakan dapat berupa gambar, teks, atau kombinasi dari keduanya, tergantung pada format yang didukung oleh platform tempat iklan tersebut muncul.
In-Feed units umumnya ditemukan di platform media sosial, situs berita, atau aplikasi, di mana pengguna dapat menjelajahi aliran konten secara terus-menerus. Meskipun iklan ini menyatu dengan konten organik, penting untuk memastikan transparansi.
Beberapa platform menyertakan label atau tanda khusus untuk menandai bahwa entri tersebut adalah iklan yaitu dengan dilabeli sebagai “bersponsor” atau “dipromosikan” dan biasanya menyertakan tombol CTA (Call-to-Action).
Keunggulan dari “In-Feed units” yaitu menciptakan pengalaman pengguna yang lebih alami dan kurang mengganggu. Menyediakan peluang bagi mereka untuk menonjol tanpa harus mengganggu konten utama.
“In-Feed units” adalah solusi yang efektif untuk merek yang ingin mencapai audiensnya dengan cara yang lebih organik dan menyatu dengan lingkungan platform yang digunakan pengguna. Pemahaman yang baik tentang konteks dan preferensi audiens sangat penting untuk mengoptimalkan keberhasilan kampanye iklan jenis ini.
2. Konten rekomendasi di engine widgets
Konten rekomendasi di engine widgets adalah pendekatan di mana suatu mesin atau algoritma menyaring dan merekomendasikan konten kepada pengguna, sering kali dalam bentuk widget atau elemen yang terintegrasi di dalam suatu platform. Strategi ini menggunakan data pengguna, seperti riwayat penelusuran, interaksi sebelumnya, atau preferensi, untuk menyesuaikan rekomendasi konten.
Ini bertujuan untuk memberikan pengalaman yang lebih relevan dan menarik. Rekomendasi dapat mencakup berbagai jenis konten yang di rekomendasikan mencakup berbagai artikel, video, produk, atau posting media sosial, tergantung pada jenis platform dan konten yang tersedia. Metode ini umumnya diterapkan di situs web berita, platform e-commerce, aplikasi streaming, dan platform media sosial yang memiliki engine rekomendasi.
Keunggulan yang didapat yaitu meningkatkan retensi pengguna dengan menyajikan konten yang sesuai dengan minat dan perilaku sebelumnya. Memungkinkan platform untuk memberikan pengalaman pengguna yang lebih personal dan terarah.
Konten rekomendasi di engine widgets dapat meningkatkan keterlibatan pengguna, karena pengguna cenderung mengeksplorasi dan berinteraksi dengan konten yang direkomendasikan yang sesuai dengan minat mereka. Menerapkan strategi ini membutuhkan pemahaman yang baik tentang perilaku pengguna dan implementasi algoritma yang cerdas untuk memberikan rekomendasi yang akurat dan relevan.
Dengan memanfaatkan data dengan etika dan memberikan nilai tambah kepada pengguna, platform dapat meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan.
Di atas adalah contoh rekomendasi konten yang ada di website Kompas Indonesia. Di bawah artikel yang sedang dibaca audiens, mereka menempatkan bagian “artikel terkait” dan “pilihan untukmu” dengan memberikan beberapa rekomendasi artikel yang masih berkaitan dengan artikel di atasnya.
Nah, selesai juga pembahasan kali ini tentang Native Advertising yang user friendly? Kira-kira bagaimana pendapat Anda tentang pembahasan kali ini? Apakah menarik?
Semoga artikel ini memberikan informasi terkait dan bermanfaat untuk Anda! Tertarik membaca lebih banyak tentang digital marketing? Tunggu artikel kami selanjutnya di KreasiAds ya!
Baca juga: Mengukur Performa Search Engine Marketing (SEM) dan Strateginya