Kupas tuntas masalah marketing bisnis Anda dengan booking Konsultasi GRATIS

5 Cara Membangun Bisnis Start-Up Lebih Cepat dengan Modal Kecil

Workshop Amazing Business Secret 2023

Membangun bisnis Start-Up saat ini menjadi telah banyak digemari sebagai ide bisnis yang mudah dikembangkan dengan cepat dan modal kecil. Jangan salah, bahwa bisnis start-up juga bisa berkembang menjadi korporasi  dan perusahaan yang matang atau berkelanjutan. 

Setiap pebisnis baik pemula atau senior pasti menginginkan bisnisnya bertumbuh dan berkembang secara sehat, berjangka panjang dan menjadi bisnis yang menjanjikan. Banyak dari mereka meragukan bahwa bisnis start-up seperti ini harus diikuti oleh modal awal yang besar.

Melalui bisnis plan yang tepat dan efektif, permasalahan tersebut bisa teratasi dan perlahan bisnis modal kecil mereka berkembang menjadi bisnis yang semakin besar.

Maka dari itu buat kamu yang ingin memulai atau sedang membangun bisnis start-up, simak pembahasan berikut tentang bagaimana cara efektif mengembangkan bisnis dengan modal kecil dan langkah apa saja yang harus kamu lakukan!

Apa yang Perlu Diperhatikan Jika Ingin Mendirikan Start Up?

Memulai suatu bisnis baru memang tidak mudah. Terdapat berbagai langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu sebagai titik awal dalam mendirikan sebuah bisnis. Tidak hanya itu setelah bisnis berdiri, juga masih terdapat banyak hal yang harus dilakukan agar bisnis tersebut bisa terus berkembang.

Dalam upaya ini, tentunya setiap pebisnis harus mempunyai strategi dan tujuan bisnis yang tepat sebagai acuan dalam mengembangkan usaha serta mencapai target yang diharapkan. Strategi matang dan konsisten yang telah dibentuk akan memudahkan pebisnis untuk menentukan arah bisnis dan bagaimana cara menjalankannya.

Strategi dan tujuan bisnis yang baik saja tidak cukup untuk menumbuhkan bisnis yang menjanjikan, karena di sisi lain ketatnya persaingan di dunia bisnis juga menuntut para pebisnis untuk bisa memahami dan siap menghadapi berbagai resiko yang sewaktu-waktu bisa muncul.

Cara Cepat Membangun Bisnis Start-Up yang Sehat

Dalam upaya membangun bisnis Start-Up, hal yang harus diketahui oleh pebisnis adalah langkah penting apa saja yang harus dilakukan dalam perencanaan dan pengembangan bisnis. Masih banyak di antara para pebisnis yang kurang memahami fase-fase penting dalam menjalankan bisnis, sehingga bisnis mereka tidak bisa berkembang dan mengalami kerugian di kemudian hari.

Berikut fase-fase penting dalam mengembangkan bisnis di antaranya yakni fase Idea, Start-Up, Growth, Scale-Up, dan Maturity.

1. Fase Idea

Fase Idea berarti tahapan untuk menemukan ide bisnis. Untuk sekedar menemukan atau memikirkan ide yang cocok untuk sebuah bisnis pun terbilang tidak mudah. Hal ini memerlukan beberapa riset yang harus dilakukan agar menjadi ide besar yang memberikan peluang dan prospek bisnis yang menjanjikan.

  • Riset Market 

Sebelum memulai bisnis, riset market atau pasar penting bahkan wajib untuk dilakukan. Tidak jarang ditemui pebisnis yang langsung terjun untuk membuka bisnis yang mereka inginkan tanpa melakukan riset pasar terlebih dahulu, namun pada akhirnya bisnis tersebut menjadi sulit berkembang atau bahkan gagal.

Dalam riset pasar terdapat beberapa informasi yang harus didapatkan di antaranya adalah Search Volume yang berarti jumlah pencarian kata kunci dalam rentang beberapa waktu terakhir. Market Size yang berarti potensi total penjualan yang terjadi dalam periode waktu tertentu.

Market Trend yang berarti kondisi tren pasar terhadap suatu produk atau jasa pada periode waktu tertentu. Beberapa hal ini dilakukan untuk meminimalisir resiko bisnis, sebagai pedoman memilih bisnis yang menjanjikan, hingga menjadi formula bisnis anti gagal.

  • Riset Kompetitor

Riset kompetitor merupakan proses mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh pesaing bisnis Anda. Riset ini perlu dilakukan sebagai pedoman untuk memperkirakan hambatan masuk ke pasar yang ditargetkan, membantu menemukan peluang usaha, mengantisipasi ancaman yang mungkin terjadi, membantu mendapatkan perhatian oleh konsumen, hingga membantu merancang strategi untuk mendominasi pasar.

2. Fase Start-Up

Fase Start-Up atau bisa dikatakan sebagai fase memulai bisnis. Sama halnya dengan fase idea, fase ini juga memiliki indikator penting yang harus dilakukan di antaranya yakni product creation, brand positioning dan brand activation.

  • Product Creation

Product Creation sendiri merupakan tahap melakukan desain inovasi produk yang mampu memberikan value berharga yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan pasar, sehingga terjadi pembelian berulang, loyalitas dan rekomendasi produk.

product creation
Sumber: Indocare B2B
  • Brand Positioning

Brand Positioning adalah sebuah rancangan brand yang diharapkan sehingga mampu membedakan sebuah bisnis dengan para kompetitornya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menentukan target pasar, memilih kategori pasar, membuat brand DNA, menentukan core dan added value, hingga membuat tagline yang khas dan sesuai dengan makna brand itu sendiri.

ilustrasi brand positioning
Sumber: Assemblo
  • Brand Activation

Brand Activation merupakan segala proses dalam membentuk makna / value / ikatan emosional pada pikiran dan hati customer yang tujuan akhirnya adalah membentuk loyalitas pelanggan. 

3. Fase Growth

Fase Growth atau fase bertumbuh merupakan sebuah tahapan yang berfokus pada pertumbuhan bisnis secara cepat dengan cara mengakuisisi pengguna dan pelanggan sebanyak mungkin dengan dana yang minimal.

  • Growth Hack of Flywheel Marketing

Strategi Growth Hacking merupakan sebuah strategi hasil kombinasi dari creative marketing, experiments dan data serta teknologi. Tidak hanya bertumbuh dengan cepat, pada strategi ini para pelaku bisnis juga diharapkan untuk berfokus pada pengalaman dan kepuasan pelanggan sehingga bisnis dapat berkembang dengan sehat dan berjangka panjang.

  • Agile Team

Secara umum yang dimaksud dengan Agile Team merupakan tim yang mana setiap anggotanya diharapkan bisa self-organized saat mengerjakan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam hal ini setiap individu sudah tidak lagi menunggu adanya arahan yang diberikan oleh atasan hingga kurang diberikan kesempatan untuk memecahkan masalahnya sendiri.

Konsep dalam agile team mengutamakan penemuan inovasi atas hal apa yang sekiranya bisa bekerja secara adaptif, bertumbuh, berkembang, serta belajar terus-menerus.

4. Fase Scale-Up

Setiap pebisnis pasti menginginkan bisnis mereka semakin menguntungkan dan menjangkau pasar yang lebih luas. Ketika sebuah perusahaan sudah mulai berkembang dan dikenal, saat itulah perusahaan mengalami Scale-Up.

Mudahnya scale-up adalah perusahaan yang mengalami peningkatan menjadi perusahaan yang lebih besar dan siap memasuki fase kesuksesan selanjutnya. Di dalam fase scale-up ini terdapat beberapa komponen yakni Agile Corporate Governance dan Maturity Measurement.

  • ACG & Maturity Measurement

ACG atau Agile Corporate Governance adalah tentang suatu sistem bagaimana suatu perusahaan memantau dan memandu projek atau bisnis tangkasnya. Hal ini lebih mengacu pada bagaimana pebisnis mengatur seluruh pekerjaan organisasi dengan memberikan transparansi dan kejelasan yang lebih baik di tempat kerja. 

Dalam tata kelola ACG lebih berfokus untuk memberikan nilai terbaik dengan berfokus pada hal -hal yang penting, memahami selera pengambilan resiko, tingkat toleransi dan tantangan pada perusahaan. Menurut Ole Jonny Klakegg, Profesor Manajemen Proyek di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia, agile governance dapat “menciptakan value” dengan menyelaraskan proyek agile dengan tujuan organisasi.

Sebuah bisnis atau perusahaan yang dapat menerapkan ACG dengan baik diperlukan untuk menetapkan tingkat kedewasaan (maturity measuremnet) pada bisnis tersebut. Terkait hal ini berarti diperlukan adanya pemahaman mendalam tentang beberapa komponen keterlibatan atau ketertarikan pelanggan kepada sebuah bisnis di antaranya, People and Agility, wawasan dan analisis pemasaran, kesiapan dan proses, aktivasi dan eksekusi, serta teknologi.

Menjelajahi masing-masing komponen yang saling bergantung ini memberikan wawasan tentang cara bisnis atau organisasi perusahaan Anda bekerja untuk mencapai tujuannya dan bagaimana organisasi tersebut mendukung bisnis yang lebih luas dan matang (mature).

Dengan menilai komponen-komponen ini dapat membantu pebisnis memahami tingkat kematangan bisnis sebagai upaya untuk mengidentifikasi di mana letak fokus utama yang diperlukan untuk berkembang. 

  • RPD, Scale up, & Korporatisasi

Komponen berikutnya merupakan Revenue Profit Driver (RPD), sebagai sebuah pendorong keuntungan pendapatan pada suatu bisnis. Pebisnis yang bisa menemukan RPD, maka bisnisnya tersebut menjadi mudah untuk berkembang dengan pesat. 

Dalam upaya penentuan RPD sebuah bisnis tidaklah mudah, memerlukan banyak waktu dan percobaan berulang kali. Setiap percobaan yang dilakukan untuk mendongkrak profit dilakukan pencatatan. Faktor-faktor yang menjadi penyebab kenaikan profit kemudian dianalisa dan dilakukan uji coba ulang apakah memiliki hasil yang konsisten. Setelah proses analisa berhasil, maka strategi keberhasilan tersebut dibuat standarisasi atau sistem SOP-nya. 

Sebuah perusahaan yang berhasil menentukan RPD-nya, maka besar kemungkinan bisnis tersebut akan berkembang dan mengalami fase scale-up. Ketika sebuah bisnis berhasil scale-up maka juga akan memperbesar potensi sebuah bisnis tersebut mengalami korporatisasi, di mana sebagai sebuah proses transformasi perusahaan dari personal atau bisnis kecil menjadi sebuah korporasi atau dengan kata lain perusahaan yang bekerja berbasis sistem manajemen. 

5. Fase Maturity

Fase Maturity dalam dunia bisnis itu merupakan tahapan di mana sebuah produk atau bisnis telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensial. Untuk menuju pada tahapan ini memerlukan waktu yang relatif lama yang ditandai dengan titik tertinggi dalam penjualan.

 Sustainable Innovation Company

Tanda kedewasaan pada sebuah bisnis dapat dilihat bagaimana perusahaan tersebut dapat memberikan manfaat baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sifatnya yang berkelanjutan serta memiliki konsistensi dalam menjaga apa yang sudah tercapai bukan hanya sewaktu-waktu saja.

Tidak hanya memberikan kebermanfaatan yang berkelanjutan baik dari segi profit, pelaku bisnis dan lingkungan, melainkan juga memberikan sumbangsih inovasi baru baik untuk aspek bisnis (perekonomian) maupun aspek dampak lainnya yang berhubungan. Ketika beberapa aspek tersebut sudah terpenuhi dalam sebuah bisnis, maka bisnis tersebut dikatakan siap dan sudah berkembang menuju perusahaan atau bisnis yang lebih besar dari sebelumnya.

Kesimpulan yang dapat kita pelajari terkait bagaimana mengembangkan bisnis bisa dibilang gampang-gampang susah. Kelima fase bisnis antara lain Idea, Start Up, Growth, Scale-Up, dan Maturity, beserta indikator pengusung pada tiap tahapan tersebut, dapat menjadi tolak ukur keberhasilan bisnis Anda.

Setiap tahapan atau fase bisnis yang Anda sertai dengan proses pelaksanaan yang matang dan konsisten, maka akan memperbesar kemungkinan bisnis tersebut perlahan terus berkembang menjadi bisnis yang menjanjikan. 

Cari tahu lebih banyak ilmu dan pengalaman tentang cara menumbuhkan bisnis yang profitable, scalable dan sustainable dengan cepat dan minim modal di Kreasiads.com!

Solusi tepat untuk Anda yang ingin mendapatkan bisnis impian walau hanya dengan modal yang kecil.

Share the Post:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Related Posts