Thin content menjadi hal yang wajib Anda ketahui sebelum membuat konten. Sebab, jenis konten ini umumnya dianggap sebagai konten yang terdiri dari jumlah kata sedikit dan berbahaya bagi performa SEO Anda, benarkah demikian?
Simak penjelasan berikut agar Anda mengetahui jawabannya!
Apa itu Thin Content?
Sederhananya, thin content adalah konten yang tidak berkualitas. Maksud dari tidak berkualitas ini bisa mengarah ke isi konten yang tidak menjawab pertanyaan audiens atau informasi konten yang disajikan tidak ber-value.
Untuk lebih jelasnya, berikut ciri-ciri dari thin content:
1. Kualitas konten yang rendah
Penyampaian informasi yang tidak relevan dengan search intent, tidak adanya media sebagai pendukung isi konten, keterbacaan (readability) yang kurang adalah tanda-tanda konten tersebut memiliki kualitas yang rendah.
2. Automatically-generated content
Automatically-generated content adalah konten yang dibuat oleh tools atau script otomatis tanpa melibatkan manusia, sehingga hasilnya tidak berkualitas serta tidak relevan dengan apa yang dicari pengguna melalui search engine.
3. Jumlah kata yang sedikit
Jumlah kata seringkali bukanlah masalah besar, mengingat tidak ada batasan dalam membuat konten, terutama artikel. Namun, yang perlu digaris bawahi adalah ketika konten dengan jumlah kata sedikit ini kurang memiliki kedalaman dan detail yang diperlukan untuk membahas suatu topik secara komprehensif.
4. Affiliate pages yang kurang informatif
Affiliate pages adalah halaman website yang mempromosikan dan memasarkan produk atau layanan dari perusahaan lain. Kehadiran dari halaman ini juga bukan menjadi masalah, asalkan Anda menambahkan detail informasi terkait produk yang dipromosikan. Jika tidak, Google akan mengidentifikasi affiliate pages ini sebagai thin content.
5. Adanya doorway pages
Doorway pages adalah halaman website yang dibuat untuk memberi peringkat keyword atau frasa tertentu sembari mengarahkan pengunjung ke halaman lain. Perlu diketahui bahwa menerapkan doorway pages ini merupakan praktik black hat SEO, sehingga sangat membahayakan website Anda.
Cara Mengenali Thin Content
Setelah mengetahui ciri-cirinya, selanjutnya adalah cara mengenali atau mengidentifikasi konten mana yang masuk kategori “thin”. Ini penting dilakukan untuk mencegah dampak negatif yang diakibatkan oleh thin content, sehingga Anda bisa segera melakukan perbaikan.
1. Melakukan site audit
Site audit adalah proses mengidentifikasi dan memperbaiki halaman website yang memiliki kualitas rendah bagi pengguna dan search engine. Untuk melakukannya, Anda membutuhkan tools, seperti Semrush atau Google Search Console.
2. Cek kembali konten yang sudah ada
Selain site audit, Anda harus menganalisis kembali, apakah konten Anda sudah menjawab search intent yang diajukan oleh pengguna? Apakah konten Anda terdapat keyword cannibalization? Sebab kedua hal tersebut turut mendukung adanya thin content.
Cara memperbaiki thin content
Memiliki thin content pada website memang sangat mengkhawatirkan. Namun, jangan khawatir karena Anda bisa memperbaikinya dengan:
1. Meleburkan konten yang memiliki informasi sama
Sebelum melakukan peleburan konten, buatlah daftar konten yang ada pada website beserta keyword di dalamnya. Cek kembali apakah ada konten yang mengandung informasi sama persis dengan konten lain. Jika Anda menemukannya, Anda bisa menggabungkan konten-konten tersebut menjadi satu.
2. Melakukan rewrite konten
Anda bisa melakukan rewrite apabila tidak menemukan konten yang sama. Sebelum melakukannya, analisis terlebih dahulu kesesuaian isi konten dengan pencarian di search engine oleh pengguna, tingkat keterbacaan, penyebaran keyword apakah sudah sesuai atau belum.
3. Melakukan optimasi pada konten
Lakukan optimasi (enrichment) dengan menambahkan media (gambar, video, atau infografis) dan isi konten sesuai dengan search intent.
4. Hapus konten
Anda bisa menghapus konten apabila ada banyak thin content pada website. Jika Anda ingin mempertahankannya, gunakan redirect content. Ingat, redirect ini berlaku jika ada dua konten yang sama dan salah satunya masuk kategori thin content.
Penjelasan tentang thin content terdengar sepele, tetapi Anda perlu tahu bahwa dampak yang ditimbulkan oleh konten ini sangatlah besar. Google tidak segan-segan untuk menurunkan ranking konten Anda bahkan memberikan sanksi apabila website Anda terindikasi adanya thin content.
Oleh karena itu, penting untuk selalu menganalisis dan mengevaluasi konten Anda secara berkala. Catat konten mana saja yang sudah dibuat maupun belum. Dengan demikian, website Anda bisa terbebas dari thin content. Selamat mencoba!